Sunday 16 October 2016

Cemburu pada Waktu





   Sebuah film menceritakan kisah tentang sepasang suami istri yg hidup bahagia bersama selama 45 tahun. Mereka hidup bahagia meskipun tidak memiliki anak, apalagi cucu. Hari-hari mereka diisi oleh mereka sendiri dan anjing peliharannya bernama Max. mereka menikah di usia sekitar 25 tahun dan bisa dipastikan saat ini (dalam film itu) usia mereka sudah 70 tahun.

   Saat menonton film ini, aku berpikir bahwa bahagia memang bisa diciptakan oleh individu itu sendiri. They care about one anothr, they love each other n that’s enough, won’t more than that. Kemudian konflik mulai muncul saat sepucuk surat datang dari seorang sahabat (perhaps, I didn’t know it well) kepada suaminya yg memberitahu bahwa jenazah seorang gadis yg diperkirakan meninggal 50 tahun yg lalu sudah ditemukan ヽ(´Д`;)ノ

   First, I thought the girl was their daughter. But hei, they didn’t hv any children?!
   N then I found it out that the girl was the husband’s first love!

   Ughh! Body si cewek awet di dalam es di puncak pergunungan Swiss. Ternyata ada cerita yg gak diceritakan oleh sang suami kepada istrinya. Bahwa long time ago, about fifty years ago, there was a girl that the husband loved so much n they were climbing a mountain toghtr n then she slip on the ice, fell into a hole n died there ヽ(д`ヽ)

   Sejak saat itu ada yg aneh dari gerak gerik suaminya. Padahal di film itu cerita berawal dari hari minggu dan sabtu minggu depannya mereka akan merayakan pesta anniversary pernikahan mereka yg ke 45 tahun bersama seluruh teman-teman mereka. N then in one day (perhaps on Tuesday) they were talking, going out, getting lunch outside the house n spending such a good time, they were acting like they have forgotten their feeling about the letter. N they were dancing with a romantic music as the backsound n having sex while laughing. Then the wife slept. Tengah malam istrinya bangun karena ada suara gaduh dari gudang di atas atap. Ketika istrinya bangun n melihat ada apa, ternyata ia menemukan bahwa suaminya sedang sibuk nyari sesuatu di gudang atas. Yah, mencari foto gadis cinta pertamanya yg udah meninggal itu (⌣́_⌣̀)

   Jreng jreng! Konflik pun dimulai kembali.
   
   Hal yg paling menyakitkan adalah ketika istrinya kepo n bertanya sama suaminya, “Andaikan saat itu kau jadi pergi ke Italia dan gadis itu tidak meninggal, apakah kau akan menikahinya?”
   Si suami dgn gaya khas lelaki menjawab, “Well, I didn’t go to Italy n she died”. Huft..cowok memang begitu, selalu saja mengalihkan cerita pada kenyataan.
    Tapi si istri tetap dengan kekepoannya. “Would u marry her??”
    Dan si suami menjawab, “Yes, I would. I would marry her”.
‎(-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩___-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩)
  
   Dan si istri langsung diam n said that she want to sleep. Yah cewek memang gitu, suka kali mencari tau tentang sesuatu yg jelas-jelas akan menyakitinya.. (-̩̩̩-͡ ̗–̩̩̩͡ )

   Yg menarik dari cerita film ini menurutku adalah cemburu pada waktu. Walaupun si suami sangat mencintai gadis itu dan masih menyimpan semua foto-foto gadis itu dan bahkan ia mengakui kalau rambut gadis itu hitam seperti rambut istrinya, tapi tetap saja saat ini, detik ini, yang ia nikahi adalah istrinya, bukan gadis itu_karena gadis itu uda meninggal juga sih, haha.. (―˛―“)

   Tapi entah kenapa ada perasaan sedih yg bergejolak (etseh..) yg dirasakan si istri sampe ia segalau n secemburu itu. Cemburu pada sesuatu yg tidak ada. Cemburu pada masa lalu. Cemburu pada waktu. Mungkin dia berpikir kalau seandainya gadis itu masih hidup maka jelaslah bukan dia yg dipilih oleh suaminya dan ia mempertanyakan bahwa selama 45 tahun ini dia hanya menjadi bayang-bayang atas seorang gadis lain yg sangat dicintai suaminya dan dia tidak tau itu…hm…sedih juga sih.. (︶︿︶)

   Well, I would like to write about this story because I had the same story just like this movie so I can feel how was the wife’s feeling. Cemburu pada waktu, bahwa kalo misal gadis itu masih hidup, tentu bukan aku yg dipilihnya, yg disukainya, karena dia pasti akan setia sama gadis itu. Hidup sebagai pemeran utama karena pemeran yg “ter”utama nya uda meninggal, it makes u live like the second figure as always..  


*eh, ending film yg itu akhirnya happily ever after ya, setelah suaminya admit di depan semua org di acara pesta anniv mereka kalau dia sangat mencintai istrinya n tak ada yang lain, hanya kamu satu,,eaak,,haha.. Dan si istri pun has no choice n said, "adek cinta juga la bang,,kekmana lagi..." ヾ(´ー`)ノ  ƪ(―˛―“)ʃ

No comments:

Post a Comment